Sep 11, 2008

Matematika = Jihad

oleh Dr. Abdulalim Abdullah Shabazz

"Kaum Muslimin di Amerika kurang diperhitungkan, tapi mereka kuat dalam hal bilangan."

Orang kulit hitam kurang dikenal di kalangan ilmuwan Amerika, jumlahnya kurang dari 1 persen dari seluruh ilmuwan di AS. Di negeri ini terdapat lebih dari 2.100 perguruan tinggi. Pada 1989, kurang dari 1.200 kampus yang menganugerahkan satu gelar sarjana ilmu pasti atau teknik kepada seorang mahasiswa kulit hitam.

Sedikit orang kulit hitam yang memutuskan untuk mempelajari matematika atau ilmu pasti. Mungkin karena tekad untuk mempelajari subjek itu biasanya diputuskan sejak masih berada di sekolah dasar. "Kemurnian logikanya dan kemampuannya yang menggiurkan untuk memecahkan teka-teki" memikat hati ilmuwan pemula. Tetapi seberapa banyak kemurnian dan daya pikatnya tersebut dapat diterjemahkan sangat tergantung pada kemauan yang dimiliki oleh seorang pelajar.

Lebih dari separuh ahli matematika kulit hitam di AS sekarang --sekitar 109 dari 200 orang-- mendapatkan gelar doktor mereka secara langsung atau tidak langsung dalam program matematika yang dipimpin oleh Abdulalim Abdullah Shabazz dari 1956 sampai 1963. Profesor dan ketua jurusan matematika di Clark Atlanta University yang berambut perak ini, duduk di kantornya yang penuh buku dan menjelaskan teori di balik keberhasilannya: "Tak ada ramuan ajaib atau sulap. Hanya keyakinan sederhana bahwa setiap orang dapat mempelajarinya jika mereka terus berusaha dengan keras."

Shabazz mendapatkan gelar sarjananya pada 1949 dari Lincoln University, gelar masternya pada 1951 dari Institiut Technologi Massachusetts, dan gelar doktornya dari Cornell University pada 1955.

Pada tahun-tahun awalnya di Atlanta, Shabazz dan murid-muridnya sering melakukan protes di perpustakaan-perpustakaan umum. Undang-undang Jim-Crow tidak memperbolehkan mereka duduk. Mereka berdiri, sambil membaca buku-buku yang tidak boleh mereka bawa pulang. Karena pimpinan Universitas Atlanta mengecap dirinya komunis, Shabazz pergi meninggalkan kampus itu.

Pada 1960-an, Shabazz masuk Islam, menjadi pengikut Elijah Muhammad. Dia mempelajari bahasa Arab di Timur Tengah dan mengajar matematika di Universitas Umm Al-Qura di Makkah, Arab Saudi. Sekarang dia telah kembali ke Atlanta, melanjutkan jihadnya di bidang pendidikan untuk mencetak lebih banyak ahli matematika kulit hitam ke jalur ilmu pasti.

[sumber : American Jihad, Islam After Malcolm X]

No comments: