04.15 am
Tulisan ini hanya ungkapan emosi penulis semata. Mohon maaf apabila tidak berkenan. Namun jika pembaca sekalian tergugah untuk membacanya, selamat menikmati! Penulis mengharapkan komentar dari pembaca sekalian. Terima kasih.
[teriring lagu Tanah Airku...]
Tanah airku tidak kulupakan/
kan terkenang selama hidupku/
biarpun saya pergi jauh/
tidak kan hilang/
dari kalbu/
tanahku yang kucintai/
engkau kuhargai/
Walaupun banyak negeri kujalani/
yang masyhur permai di kata orang/
tetapi kampung dan rumahku/
di sanalah ku merasa senang/
tanahku tak kulupakan/
engkau ku banggakan/
Fyuh, gak kerasa sudah 62 tahun negeri tercinta ini merdeka. Negeri kepulauan bernama Republik Indonesia. Manis pahit sudah bangsa ini lalui. Lembaran hitam maupun putih juga sudah kita lewati bersama. Tapi, ada yang berbeda di ulang tahun Republik tercinta ini yang ke-62. Setidaknya itu yang gw rasakan sebagai anak negeri ini.
hmm, semuanya dimulai dari ajang Piala Asia beberapa waktu lalu. Tepatnya di bulan Juli 2007 kemaren ini. Indonesia, Malaysia, Thailand, serta Vietnam menjadi tuan rumah bersama. Antusiasme masyarakat sudah tampak menjelang dimulainya gelaran bergengsi ini. Mulai dari pemasangan baliho-baliho besar bergambar beberapa pemain timnas andalan kita di beberapa ruas jalan ibukota sampai dengan ludesnya merchandise timnas kebanggaan kita, yang kebetulan disponsori oleh Nike. Mulai dari t-shirt, polo shirt, hingga jersey timnas Indonesia kita tercinta ini habis diborong masyarakat pecinta sepakbola. Malahan denger-denger sekarang Nike memproduksi kembali t-shirt bertuliskan "Ini kandang kita!", padahal ajang Piala Asia itu sendiri telah usai beberapa waktu lalu [red. gw sendiri masih nabung buat beli, he3]. Melihat hasil pertandingan pra Piala Asia timnas kita, di mana mencatat hasil 4 kali menang, 2 kali seri, serta 2 kali kalah, cukuplah membanggakan, malahan boleh dibilang sangat membanggakan. Apalagi dengan persiapan yang terbilang lumayan minim dibandingkan lawan-lawan timnas di Grup D. Namun apa yang terjadi? Pertandingan perdana melawan Bahrain kita menangi dengan skor 2-1. Mantap!. 2 gol dicetak oleh 2B, Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas. Bergetar dada ini melihat sorak sorai penonton membahana di seantero Stadion Gelora Bung Karno, menyambut kemenangan timnas kesayangan kita. 2 pertandingan berikutnya, boleh dibilang kita TIDAK kalah, kita tetap MENANG. Hanya kekurangberuntungan serta faktor wasit yang berat sebelah mengakibatkan kita gagal lolos ke babak berikutnya. Dan ternyata, 2 tim yang mengalahkan kita, Korsel dan Arab Saudi, merupakan tim semifinalis serta finalis Piala Asia 2007 ini. Final pun diselenggarakan di Jakarta kembali. Dan yang lebih sensasional lagi, Irak, negara yang sedang berkecamuk akibat invasi AS, menjadi juara Piala Asia 2007 ini. Ini membuktikan bahwa semangat, kerja keras serta rasa nasionalisme yang tinggi, dapat mengalahkan semua hambatan dan rintangan. Selamat!
Kemudian pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2007 di Malaysia yang baru saja usai, 2 wakil kita, pasangan ganda putra serta ganda campuran, berhasil meraih juara pertama. Dan pada saat yang hampir bersamaan, Chris John, kembali mengharumkan nama Indonesia di kejuaraan tinju dunia WBA yang digelar di Kobe, Jepang. Kehadiran Menpora Bpk. Adhyaksa Dault semakin menambah semangat juang Chris John di sana, mengalahkan petinju Jepang [red. maaf, lupa namanya, he3 lagi] secara TKO pada ronde ke-9. Selamat!
Ini hanya dari bidang olahraga saja. Masih banyak keberhasilan-keberhasilan anak-anak bangsa ini lainnya. Sebut saja, keberhasilan TOFI di bawah bimbingan Prof. Yohannes Surya yang kemarin berlaga di Cina, kemudian berita mengenai misi dagang negara Jepang ke Indonesia beberapa hari ini, di mana PM Abe membawa sekitar 200 orang pengusaha Jepang yang dipimpin Mitarai, Ketua Nippon Keidanren (Federasi Bisnis Jepang). Tak lupa bagaimana pernyataan PM Abe di harian Kompas, Minggu 19 Agustus kemarin, bahwa Indonesia adalah sebuah negara Asia Tenggara yang berpengaruh BESAR di setiap bidang, termasuk politik, ekonomi, dan budaya. Dan masih banyak lagi sinyal-sinyal kebangkitan negeriku tercinta ini. Tapi, apa iya? Bukankah banyak pula bencana-bencana alam terjadi di tengah-tengah kita? Masih tingginya angka pengangguran serta mahalnya biaya pendidikan serta kesehatan? wallahualam... hanya DIA yang tahu apa hikmah di balik setiap kejadian ini. Penulis berusaha untuk berpikir positif dan jernih, bukankah setiap kita diberi ujian artinya kita hendak naik kelas? Teringat dulu masa-masa penulis sekolah, mulai dari TK hingga bangku kuliah, di setiap tahapan selalu disertai dengan ujian. Dan alhamdulillah, penulis bisa melalui semua itu dengan lancar. Semoga itu pula yang terjadi dengan bangsa ini. Insya Allah.
Marilah kita lupakan perbedaan suku, agama, ras dan golongan. Kita kedepankan kepentingan bangsa ini. Sudah terlalu banyak darah dan air mata yang terbuang sia-sia di masa lalu. Akankah kita masih mengulangi hal yang sama terus menerus? bertahun-tahun? Rasanya tidak perlu. Cukup sudah. Cukup sudah darah pahlawan-pahlawan kita mengharumi bumi pertiwi ini. Cukup sudah air mata para ibu yang anak-anaknya menjadi korban kekerasan berdarah Mei 1998. Cukup.
Mari, kita bangkit bersama. Bergerak. Satukan langkah demi Republik Indonesia yang mandiri, unggul dalam SDA maupun SDM, memiliki rasa nasionalisme yang tinggi serta sikap pantang menyerah, etos kerja keras, dan tak lupa selalu memohon petunjuk-NYA dalam setiap langkahnya. Amin.
Mengutip salah satu buku yang menyatakan bahwa :
"Sebagai proklamator, Bung Karno dan Bung Hatta sepaham bahwa "mencerdaskan kehidupan bangsa" adalah mencapai kehidupan yang cerdas bagi bangsa, artinya bukan sekedar cerdas otak, melainkan hidup yang cerdas alias bermartabat. Kaum intelegensia sekalipun, jika mudah diatur oleh kemauan kekuatan asing, tidak cerdas hidupnya."
Untukmu Tuhan, Bangsa, dan Almamater. Merdeka!
[a]nak [r]epoeblik [i]ndonesi[e]
No comments:
Post a Comment